JAWATAN KOSONG PERBADANAN HARTA INTELEK MALAYSIA (MYIPO)
-
Perbadanan Harta Intelek Malaysia (MyIPO), sebuah agensi yang mempunyai
autonomi di bawah Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan
Kepenggunaan (...
FOLLOW ME.......... T.Q
Ahad, 16 Ogos 2009
SELAMAT BERPUASA DIBULAN YANG MULIA RAMADHAN AL MUBARAK.
Sejarah Puasa
Ditulis oleh Dewan Asatidz
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah swt. telah mewajibkannya kepada kaum yang beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad saw. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat terdahulu.
Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu:
1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta
2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah dikisahkan Allah dalam Al-Qur'an, surat Maryam ayat 26 :
"Jika kamu (Maryam) melihat seorang manusia, maka katakanlah, sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini" (Q.S. Maryam :26).
3. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan (bertapa), seperti puasa yang dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa kaum-kaum lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-masing kaum tersebut.
4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.
HIKMAH PUASA
Diwajibkannya puasa atas ummat Islam mempunyai hikmah yang dalam. Yakni merealisasikan ketakwaan kepada Allan swt. Sebagaimana yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 183:
"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalain bertakwa."
Kadar takwa tersebut terefleksi dalam tingkah laku, yakni melaksanakan perintah dan menjauhi larangan. Al-Baqarah ayat 185 :
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu". Ayat ini menjelaskan alasan yang melatarbelakangi mengapa puasa diwajibkan di bulan Ramadhan, tidak di bulan yang lain. Allah mengisyaratkan hikmah puasa bulan Ramadhan, yaitu karena Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan yang diistimewakan Allah dengan dengan menurunkan kenikmatan terbesar di dalamnya, yaitu al-Qur'an al-Karim yang akan menunjukan manusia ke jalan yang lurus. Ramadhan juga merupakan pengobat hati, rahmah bagi orang-orang yang beriman, dan sebagai pembersih hati serta penenang jiwa-raga. Inilah nikmat terbesar dan teragung. Maka wajib bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk bersyukur kepada Sang Pemberi Nikmat tiap pagi dan sore.
Bila puasa telah diwajibkan kepada umat terdahulu, maka adakah puasa yang diwajibkan atas umat Islam sebelum Ramadhan?
Jumhur ulama dan sebagian pengikut Imam Syafi'i berpendapat bahwa tidak ada puasa yang pernah diwajibkan atas umat Islam sebelum bulan Ramadhan. Pendapat ini dilandaskan pada hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah :
"Hari ini adalah hari Asyura', dan Allah tidak mewajibkannya atas kalian. Siapa yang mau silahkan berpuasa, yang tidak juga boleh meninggalkannya."
Sedangkan madzhab Hanafi mempunyai pendapat lain: bahwa puasa yang diwajibkan pertamakali atas umat Islam adalah puasa Asyura'. Setelah datang Ramadhan Asyura' dirombak (mansukh). Madzhab ini mengambil dalil hadisnya Ibn Umar dan Aisyah ra.: diriwayatkan dari Ibn 'Amr ra. bahwa Nabi saw. telah berpuasa hari Asyura' dan memerintahkannya (kepada umatnya) untuk berpuasa pada hari itu. Dan ketika datang Ramadhan maka lantas puasa Asyura' beliau tinggalkan, Abdullah (Ibnu 'Amr) juga tidak berpuasa". (H.R. Bukhari).
"Diriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa orang-orang Quraisy biasa melakukan puasa Asyura' pada masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk berpuasa hari Asyura' sampai diwajibkannya puasa Ramadhan. Dan Rasul berkata, barang siapa ingin berpuasa Asyura' silahkan berpuasa, jika tidak juga tak apa-apa". (H.R. Bukhari dan Muslim).
Pada masa-masa sebelumnya, Rasulullah biasa melakukan puasa Asyura' sejak sebelum hijrah dan terus berlanjut sampai usai hijrah. Ketika hijrah ke Madinah beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa (Asyura'), beliau pun ikut berpuasa seperti mereka dan manyerukan ke ummatnya untuk melakukan puasa itu.
Hal ini sesuai dengan wahyu secara mutawattir (berkesinambungan) dan ijtihad yang tidak hanya berdasar hadis Ahaad (hadis yang diriwayatkan oleh tidak lebih dari satu orang). ”Ibn Abbas ra. meriwayatkan: ketika Nabi saw. sampai di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa Asyura', lalu beliau bertanya: (puasa) apa ini? Mereka menjawab: ini adalah hari Nabi Saleh as., hari di mana Allah swt. memenangkan Bani Israel atas musuh-musuhnya, maka lantas Musa as. melakukan puasa pada hari itu. Lalu Nabi saw. berkata: aku lebih berhak atas Musa dari kalian. Lantas beliau melaksanakan puasa tersebut dan memerintahkan (kepada sahabat-sahabatnya) berpuasa. (HR. Bukhari).
Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya'ban tahun kedua hijriyah, maka lantas, sebagaimana madzhab Abi Hanifah, kewajiban puasa Asyura terombak (mansukh). Sedang menurut madzhab lainnya, kewajiban puasa Ramadhan itu hanya merombak kesunatan puasa Asyura'.
Kewajiban puasa Ramadhan berlandaskan Al-qur'an, Sunnah, dan Ijma.
"Diriwayatkan dari Abdullah Ibn Umar, bahwasanya dia mendengar Rasulullah saw bersabda: Islam berdiri atas lima pilar: kesaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, haji ke Baitullah (Makkah) dan berpuasa di bulan Ramadhan."
Kata 'al-haj' (haji) didahulukan sebelum kata 'al-shaum' (puasa), itu menunjukkan pelaksanakaan haji lebih banyak menuntut pengorbanan waktu dan harta. Sedang dalam riwayat lain, kata 'al-shaum' didahulukan, karena kewajiban puasa lebih merata (bisa dilaksanakan oleh mayoritas umat Islam) dari pada haji.
Kewajiban puasa Ramadhan sangat terang. Barang siapa yang mengingkari atau mengabaikan keberadaannya dia termasuk orang kafir, kecuali mereka yang hidup pada zaman Islam masih baru atau orang yang hidup jauh dari ulama.
DEFINISI PUASA
Secara etimologi, puasa berarti menahan, baik menahan makan, minum, bicara dan perbuatan. Seperti yang ditunjukkan firman Allah, surat Maryam ayat 26 :
"Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa demi Tuhan yang Maha Pemurah, bahwasanya aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Q.S. Maryam : 26)
Sedangkan secara terminologi, puasa adalah menahan dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan disertai niat berpuasa. Sebagian ulama mendefinisikan, puasa adalah menahan nafsu dua anggota badan, perut dan alat kelamin sehari penuh, sejak terbitnya fajar kedua sampai terbenarnnya matahari dengan memakai niat tertentu. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan Sya'ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya'ban. Sesuai dengan hadits Nabi saw.
"Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan (ru'yat), dan berbukalah dengan berdasar ru'yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka genapkanlah Sya'ban menjadi 30 hari."***
Berikut merupakan peristiwa-peristiwa sejarah penting yang berlaku dalam bulan Ramadhan. Kalau kita dapat mengingat lirik-lirik lagu kegemaran, mengapa tidak kita ingat fakta sejarah Islam yang penting ini ?
• 17 Ramadhan 2H
Perang Badar Al-KubraRasulullah SAW berangkat dari Madinah pada 8 Ramadhan. Ibnu Hisyam menyatakan bahawa perang ini merupakan kemenangan pertama yang menentukan kedudukan umat Islam dalam menghadapi kekuatan kemusyrikan dan kebatilan. Allah SWT telah mengutuskan segerombolan malaikat untuk membantu pasukan muslimin menghancurkan pasukan musyrik. Perang ini berlaku pada pagi Jumaat, 17 Ramadhan 2H di Badar. Kemenangan lebih kurang 300 orang tentera Islam di bawah pimpinan Rasulullah ini yang telah megalahkan lebih kurang 1000 orang tentera musyrikin Mekah.
• Ramadhan 5H
Persiapan Perang KhandaqPersiapan dilakukan dengan mengali parit (khandaq) sekeliling kota Madinah. Tipu muslihat ini tidak pernah digunakan oleh bangsa Arab. Ia diusulkan oleh Salman Al-Farisy. Peperangan ini terjadi pada bulan Syawal dan berakhir pada bulan Dzulkaedah setelah pasukan muslimin berjaya memecahkan belahkan pasukan musuh.
• 20 Ramadhan 8H
Futuhul Makkah (Pembukaan Kota Mekah) dan Penghancuran Berhala Rasulullah SAW keluar dari Madinah pada 10 Ramadhan dan berpuasa, lalu diikuti para sahabat. Baginda berbuka di suatu tempat yang dipanggil Mukadid (antara Asfan dengan Amjad). Mekah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa pertumpahan darah. Setelah penaklukan Mekah, Rasulullah tinggal di kota itu selama 15 malam dengan melakukan sembahyang qasar. Menurut Ibnu Ishaq, penaklukan itu terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah mengutuskan Khalid al-Walid untuk menghancurkan berhala Uzza, Amr bin Ash merobohkan Suwa’, dan Saad bin Zaid Al-Asyhaly menumbangkan Manat.
• Ramadhan 9H
Perang Tabuk
Rasulullah SAW tidak mendapati tentera Rom lalu kembali ke Madinah.
Utusan Thaif
Utusan Thaif datang ke Madinah untuk masuk Islam dan pada ketika itu juga mereka terus melaksanakan kewajiban-kewajiban dan melaksanakan puasa disana.
Utusan Raja Himyar
Utusan Raja Himyar datang ke Madinah untuk menyatakan kemasukan Islam. Rombongan tersebut diterima dan dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Beliau kemudian menulis batas-batas hak dan kewajiban mereka dalam bentuk dokumen bertulis.
• Ramadhan 10H
Rasulullah SAW mengutuskan sepasukan tentera dibawah pimpinan Saidina Ali Karamallahu wajhah ke Yaman dengan membawa surat Nabi. Satu suku kaum yang berpengaruh di Yaman terus menerima Islam dan masuk Islam pada hari itu juga. Mereka bersembahyang berjamaah bersama Imam Ali ra. pada hari itu.
• Ramadhan 53H
Kemenangan tentera Islam di pulau Rhodes.
• Ramadhan 92H
Islam telah tersebar dan membuka kawasan- kawasan baru sehingga ke Afrika Utara, Iran, Afghanistan, Yemen dan Syria. Spanyol di bawah kekuasaan Raja Frederic of the Visigoths. Musa ibn Husair, Wali Khilafah Ummayyah di Utara Afrika, bersama-sama dengan Paglima tentera Islam, Tariq Ziyad yang megetuai 12 000 tentera Islam berdepan dengan tentera kuffar seramai 90 000 yang diketuai sendiri oleh Raja Frederick. Antara peristiwa yang memotivasikan tentera- tentera Allah ini semasa perang ini ialah, apabila Tariq bin Ziyad mengarahkan tenteranya membakarkan kapal- kapal perang mereka sebelum bertempur dengan tentera Raja Frederick. Beliau berkata, “Sesungguhnya, syurga Allah terbentang luas di hadapan kita, dan dibelakang kita terbentangnya laut. Kamu semua hanya ada dua pilihan, sama ada mati lemas, ataupun syahid”. Pasukan tentera ini bukan sahaja telah mengalahkan tentera-tentera kuffar pimpinan Raja Frederick, malah telah mampu membebaskan keseluruhan Spanyol, Sicily dan sebahagian Perancis. Di sini, bermulanya zaman keemasan Islam di Andalus, dengan Islam menguasainya selama 700 tahun.
• Ramadhan 129H
Kemenangan dakwah Bani Abbas di Khurasan dibawah pimpinan Abu Muslim Al-Khurasany.
• Ramadhan 584H
Panglima tentera Islam, Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar ke atas tentera Salib. Tentera Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentera Salib. Ketika bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar dia berehat kerana risau ajalnya tiba. Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu pendek dan ajal itu sentiasa mengancam”. Kemudian tentera Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini berlaku pada pertengahan bulan Ramadhan.
• Ramadhan 658H
Semasa kemasukan tentera tartar di Baghdad, yang merupakan pusat pemerintahan Islam pada masa tersebut, tentera Tartar telah membunuh 1.8 juta kaum Muslimin. Selain itu, mereka mengarahkan penduduk Kristian supaya makan babi dan meminum arak secara terbuka dijalanan dan memaksa kaum muslimin turut serta. Azan turut dilarang daripada dilaungkan dan masjid- masjid disirami dengan arak oleh tentera- tentera Tartar yang biadap ini. Kecelakaan ini disambut oleh Saifudin Qutuz, pemerintah Mesir ketika itu dengan mengumpulkan semula kekuatan kaum muslimin untuk meghancurkan tentera Tartar dan bertembung dengan mereka pada Jumaat, 25 Ramadhan 658H (6 September 1260M) di Ain Jalut. Peperangan ini turut disertai oleh isteri Sultan Saifudin Qutuz, Jullanar yang akhirnya syahid di medan pertempuran. Semasa beliau nazak, Saifudin Qutuz memapahnya dan berkata “Wahai Kekasihku”. Ini dibalas oleh Jullanah dengan mengatakan, “Janganlah kamu berkata demikian. Kasih lagilah kamu terhadap Islam”. Setelah itu, tentera- tentera ini terus berjihad, dan kemenangan di raih oleh Islam di depan pintu gerbang Mesir di Kota Ain Jalut.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan